Wednesday 2 January 2019

#30HBC1902 Meet my cat, Areng!

DISCLAIMER: Aku bukan perangkai kata-kata yang baik dan menawan... namun hanya menuliskan apa yang ada di pikiranku saat ini. ALSO, proceed with caution. There are a lot of disturbing contents here :(

Introduction

Ya, lagi-lagi, aku bingung. Sudah lama tidak terbiasa menulis hehe... (to be honest aku gak punya diary, aku cuma ngebayangin dalam pikiran aja). Dan tiba-tiba... ada satu topik.

This post is all about my Zoro-alike cat, Areng. Ya. Areng. Bahasa Jawa dari arang. Hitam. Here I give you his photo for intro:

Sekilas tentang kucingku...

Jadi ceritanya.... ini kucing paling gemuk yang pernah aku punya. Umurnya.... baru 2 tahun lebih dikit. Jarang masuk rumah, cuma dibolehin kalo malem abis makan, dan itupun cuma bentar, like... 15 menitan. Dan ini kucing yang sebenarnya, paling jarang main jauh-jauh sampe keluar gang komplek, beda dengan tiga saudaranya yang udah biasa main jauh-jauh dan baru balik kalo memang jamnya makan (pagi jam 9an dan malam jam 9an) Tapi kucing yang satu ini paling setia diantara kucing-kucingku yang lain.

Secara silsilah, idk why ini kucing tiba-tiba punya warna hitam putih. Bapaknya (sekaligus kakeknya) itu putih kuning, dan dia pernah jadi kucing rumahku juga karena (mohon maaf) matanya buta sebelah :( Dan ibunya, coklat putih hitam (dan hitamnya dikit, banget), mirip harimau wajahnya tapi kurus.

Straight to the story!

Areng ini makannya paling banyak dan paling rakus (porsinya bahkan porsi manusia, makanya sekali sehari jatah makannya). Kalo dia makan banyak, berarti dia sehat. Kalo sakit, dia gak mau makan sama sekali.

Someday... dia tiba-tiba sakit. Like.. tiba-tiba. Dan dropnya ini sangat unexpected, beda dengan biasanya kalo dia awal-awal sakit porsinya berkurang tapi masih mau makan, ini gak mau makan sama sekali. Rumahku lokasinya cukup jauh dari perkotaan, sebenarnya, sehingga kalo mau ke dokter hewan, jauh, dan mahal. So far, Areng ini kalo sakit, biasanya cuma 2 hari, dan sembuh. Kami mulai curiga disitu.

Hari kedua, dia jalannya pincang (like, dua kaki belakangnya gak bisa dipake jalan) :( And then hari ketiga, dia menghilang. Just gone. Hari ketiganya itu.... adalah tanggal 26 Desember 2018, persis seminggu sebelum aku menulis post ini.

It feels sad :( dan pada akhirnya, kami sekeluarga mencari sampai jauh, gak ketemu. Sampai tanggal 28, kami ternyata menemukan Areng sembunyi di dalam mesin mobil dan udah mati. Okay. sekian.
7 days after he died, we still feeling sad :(

So, kucingku mati kenapa?

Satu-satunya kemungkinan, diracun. Yep, that's the only thing. First, dilihat dari kondisi matinya, kalo itu penyakit, seharusnya kucingku yang lain juga tertular, but kucingku yang lain fine2 aja. Second, udah ada 2 kasus sebelumnya, tetangga ngasih racun ke kucing-kucing jalanan, dan tetangga yang ngasih racun itu masih belum diketahui, yang jelas 2 kucing itu sudah ditemukan mati. Okay, this is weird, I really wanna rant.

Like.... mengapa masih ada aja orang yang jahat sama hewan?? WHY???

U hate cats bcz cats steal food, huh? Gak semua kucing kyk gitu. And Areng never did that. Never. But WHY??

Lastly, it's confirmed. Matinya memang diracun. Kasusnya sama seperti dua kucing lain. Kematiannya sama. :(
Okay just let's pray for the cat. Dan juga semoga yang ngeracun diberikan hidayah. Aamiin.

Enough with the rant.

Well... tampaknya rant nya kurang ya, hmm. Blog ini ditujukan bukan untuk ladang rant, sehingga aku harus menjaga intensitas rant ku agar gak kelewatan :(

Aside of that, aku sangat penasaran, gimana caranya kita bisa buat orang-orang itu sadar bahwa mereka harus menyayangi hewan ataupun makhluk lain yang ada di bumi ini. Hewan-hewan macam Areng ini tidak merugikan kok. Alangkah indahnya kalo kita bisa lebih ikhlas, merelakan ikan yang dicuri, toh bisa masak lagi kan? Itung-itung sedekah.

We live with nature, never try to destroy it. If it's destroy, it will ruin yourself. Let nature balance themselves so you can live happily with them.
Kalo gaada kucing, mungkin tikus-tikus bakal berkeliaran dan kita kewalahan? Or another case, dengan membunuh kucing, kalian merusak perasaan tetangga pemilik kucing tersebut, atau tetangga yang doyan kasih makan kucing jalanan. In the end, kalo ketahuan, merusak silaturahmi. Not good.
Gak cuma buat kucing, ini berlaku buat semua hewan yang gak mengganggu dan membawa penyakit yang signifikan. Like... burung peliharaan, atau bahkan anjing. Ya, aku gak salah ngomong.

Sekian. Semoga semua orang di dunia ini lebih perhatian dengan lingkungan, hewan, dan tumbuhan di sekitar, dan menyayanginya, tidak merusaknya.
Any comments about how to increase people awareness to care the environment and those who live inside it?

P.S. I still sad, setelah 7 hari ditinggal Areng, begitu juga kucing-kucingku yang lain, yang baru mau makan setelah 7 hari. :(

No comments:

Post a Comment

Jangan takut untuk menuliskan keluh kesah Anda disini :)
Uh, sebelumnya, mohon maaf saya sangat jarang membalas komentar... (tapi tetap saya baca!)